Berapa Dana Pensiun yang Harus Disiapkan?

Pada tulisan sebelumnya kita sudah sedikit membahas berapa dana darurat yang harus disiapkan. Pertanyaan yang berikutnya muncul adalah, “Berapa dana pensiun yang harus disiapkan?”. Ada banyak cara menentukan besaran dana pensiun yang harus disiapkan. Tidak ada yang pasti karena tidak ada yang dapat menjamin masa depan itu seperti apa.

Dana pensiun mestinya dapat mengcover semua pengeluaran saat kita sudah tidak bekerja sampai kita meninggal.

Konsepnya seperti ini. Misal saat ini dokter A berusia 30 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp 10.000.000.-. Dokter A berencana pensiun saat usia 60 tahun dengan ekpektasi harapan hidup sampai usia 80 tahun. Artinya dokter A masih punya waktu selama 30 tahun bekerja untuk membiayai 20 tahun masa pensiunnya.

Banyak yang menyederhanakan dengan menghitung seperti ini:

Dana Pensiun = Pengeluaran per bulan saat ini x 12 bulan x masa pensiun

Atau pada contoh di atas perhitungannya akan menjadi seperti ini:

10.000.000 x 12 x 20 = 2.400.000.000

Apakah 2,4M itu akan cukup digunakan 30 tahun lagi? Jangan lupa uang Rp 300,- ketika 20 tahun lalu mungkin cukup untuk beli bubur atau bakso, namun saat ini untuk beli segelas air mineral saja mungkin tidak bisa. Maka dari itu kita harus menghitung future value dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga (i) dan periode waktu bekerja (t) dengan rumus sebagai berikut:

Future Value = Present Value x (1+i)t

Anggap saja tingkat suku bunga 6%. Maka nilai 2,4M dalam 30 tahun kemudian adalah:

2.400.000.000 x (1+6%)30 = 13.784.378.814,99

Wow! Ga kebanyakan harus menyiapkan 13M? Well, dengan rumus yang sama kita coba menghitung nilai future value dari Rp 300,- di masa lalu yang setara dengan Rp 1700an di masa kini. Masih kurang juga kan untuk beli bubur/bakso? Sekali lagi perhitungan ini sifatnya hanya estimasi.

The 4% Rules

Ada cara lain untuk menghitung dana pensiun, namanya The 4% Rules. Konsepnya adalah masa pensiun kita cukup dibiayai dengan mengambil 4% dari dana pensiun kita setiap bulannya. Rumusnya sebagai berikut:

Dana Pensiun = Pengeluaran tahunan saat ini x 25

Nilai faktor 25 itu didapat dari 100% : 4%. Masih dengan contoh dokter A di atas, maka dana pensiun yang harus disiapkan sebesar:

(10.000.000 x 12) x 25 = 3.000.000.000

Lho, kok lebih sedikit dari cara yang pertama? Perlu dicatat bahwa The 4% Rules ini mengcover 15 tahun masa pensiun, berbeda dengan cara pertama yang lebih fleksibel menentukan masa pensiun. Selain itu angka yang didapat dengan cara ini adalah angka minimum aman dengan asumsi keadaan ekonomi dunia dan nasional baik-baik saja seperti TIDAK ADA perang dunia, krisis ekonomi, inflasi, hingga pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sayangnya hal itu tidak mungkin kan, maka ada baiknya angka tersebut dihitung dengan rumus future value di atas, sehingga didapatkan 3M ini akan bernilai 17M di masa depan.

Waspada Life-style inflation

Ada satu komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam menghitung dana pensiun. Apakah dokter A sudah merasa cukup dengan gaya hidup Rp 10.000.000,- per bulan saat ini? Jangan sampai kita terjebak dengan Life-style inflation, di mana semakin meningkat penghasilan seseorang, maka gaya hidupnya pun semakin meningkat.

Untuk menakar cukup tidaknya, kembali ke individu masing-masing. Ada baiknya kita jujur terhadap diri sendiri. Sah-sah saja bila dokter A merasa belum cukup, maka yang perlu dilakukan adalah dokter A menghitung ulang dana pensiun dengan jumlah pengeluaran bulanan yang dianggap cukup.

Setidaknya dari 2 cara di atas, dokter A sudah tahu kalau dia harus mempersiapkan dana 13M-17M untuk masa pensiunnya. Angka ini bisa saja berubah. Lakukan evaluasi terhadap dana pensiunmu, mungkin sekitar 2 tahun sekali.

Yuk, hitung dan set goal dana pensiunmu.

Disclaimer. Saya bukanlah seorang penasehat finansial. Apa yang akan saya bagikan adalah murni pengalaman pribadi dan hasil dari membaca buku maupun artikel-artikel finansial.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *